Selamat datang diblog kami www.deltarayamotor.blogspot.com,
Suatu kehormatan kami, Anda telah mengunjungi blog kami.
Terima kasih atas kenyamanan dan kepercayaan Anda.

Salam kami,
Team Managemen

Artikel

JAKARTA (DP) — Selain perawatan, merotasi keempat ban mobil merupakan langkah yang bijak untuk menjaga keawetannya. Apa dan bagaimana rotasi ban itu? Berikut penjelasan…

Sehebat apa pun ban bila tidak pernah dirotasi performanya akan lebih cepat menurun. Atau paling tidak, ban di kedua poros — depan dan belakang — tidak berfungsi maksimal. Keausan tidak merata menjadi hal paling logis mendera. Dan bisa ditebak, usia pakai ban semakin pendek.
“Rotasi ban itu perlu, terutama bila sudah mencapai 7.500 kilomter sampai 10.000 kilometer. Tujuannya agar tingkat keausannya merata. Namun rotasi ban juga caranya bermacam-macam,” jelas Singgih Aji Wibowo, Senior Research & Development Manager PT Gajah Tunggal — produsen ban GT Radial.
Menurut Singgih ada 2 sistem rotasi ban. Pertama rotasi menggunakan keempat roda. Kedua, sistem yang dilakukan pada kelima ban termasuk serep.
ROTASI 4 BAN
Sistem pertama pun bisa dilakukan dengan cara diagonal atau segaris. Untuk cara diagonal, yang perlu diperhatikan adalah arah penggantian. Dalam sistem ini yang perlu dilakukan adalah menukar roda depan kiri dengan belakang kanan, dan ban depan kanan dengan ban belakang kiri.
Selanjutnya penggantian sistem segaris, di mana roda depan kanan ditukar pindah dengan roda depan kiri. Sementara ban belakang kanan dengan ban kiri belakang.
ROTASI 5 BAN
Sementara sistem untuk kelima ban caranya relatif mirip dengan cara diagonal. Ban serep dipasang di kiri belakang, selanjutnya ban kiri belakang pindah ke kiri depan. Ban depan kiri dipindah menyilang ke kanan belakang dan kanan belakang pindah ke kanan depan. Dan akhirnya ban depan kananlah yang menjadi ban serep.
Apapun sistem yang Anda aplikasikan, cara ini jelas memperpanjang usia pakai ban dan memaksimalkan fungsinya.

Oli Sintetis VS Oli Mineral

Pilih mana Sintetik atau mineral ??? Cukup banyak pemilik kendaraan yang bingung untuk memilih apakah harus menggunakan pelumas sintetik, atau cukup pelumas mineral saja. Di satu sisi mereka ingin memberi proteksi atau perlindungan pada kendaraannya dan di sisi lain harga pelumas yang murni sintetik pastinya mahal. Kualitas pelumas yang seratus persen sintetik (murni sintetik atau biasa disebut juga fully synthetic memang tidak diragukan lagi. Namun harga pelumas ini sangatlah mahal sebab pelumas sintetik umumnya produk impor. Jika yang Anda perlukan sebenarnya cukup pelumas mineral, mengapa harus memakai sintetik?
Pelumas sintetik dan pelumas mineral dibedakan karena bahan dasar pembuatannya. Pelumas mineral dibuat dari bahan dasar (base oil) yang berasal dari minyak mentah (crude oil), dengan tambahan aditif sekitar 10-20%. Sedangkan pelumas sintetik dibuat dari unsur-unsur kimia sintetik, baik bahan dasarnya maupun aditifnya. Bahan kimia yang banyak diaplikasi sebagai pengganti minyak mentah adalah polyalphaolefins, ester berbasa dua, ester organofosfat, ester silikat, glikol polialkilena, silikon atau fluor hidrokarbon. Karena mengandalkan bahan sintetik dan proses pembuatannya pun cukup rumit, maka harga pelumas sintetik menjadi jauh lebih mahal dari pelumas mineral. Karena itu jika ada pelumas sintetik dijual dengan harga yang sama atau tidak jauh berbeda dengan harga pelumas mineral, maka pelumas sintetik itu wajib diwaspadai.
Pelumas mineral dan pelumas sintetik masing-masing punya kelebihan. Pelumas mineral selain unggul dari segi harga karena lebih murah, untuk kondisi pemakaian normal keandalannya telah teruji. Dalam kondisi mengemudi yang normal, pelumas mineral juga mampu memenuhi semua unsur perlindungan yang diperlukan mesin, asal yang digunakan sesuai dengan spesifikasi mesin tersebut. Sementara oli sintetik mempunyai daya tahan lebih tinggi saat mesin dioperasikan dalam kondisi kerja yang berat.
Meski pelumas sintetik telah dikenal selama kurang lebih 40 tahun, akhir-akhir ini keberadaanya lebih terlihat. Produsen pelumas besar gencar memperkenalkan pelumas sintetik dalam jajaran produknya. Menyadari bahwa pelumas sintetik jauh lebih mahal daripada pelumas mineral, sebaiknya Anda harus yakin benar bahwa kendaraan Anda memang benar-benar membutuhkan pelumas sintetik agar uang yang dikeluarkan tidak sia-sia untuk sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan.
Kegiatan pengembangan pelumas sintetik pada awalnya didorong oleh kebutuhan pelumas khusus dari pihak militer selama dan sesudah Perang Dunia II. Pelumas mesin dan pelumas transmisi yang membeku di medan pertempuran adalah salah satu penyebab utama mengapa tank-tank Jerman tidak dapat menembus pintu gerbang Leningrad (Rusia) dalam Perang Dunia II yang berlangsung dalam cuaca yang sangat dingin di tahun 1941. Di bagian dunia lainnya terjadi perenceran pelumas yang diakibatkan oleh keadaan mesin yang sangat panas, temperatur di daerah gurun pasir yang luar biasa panas serta medan operasi yang sulit (berpasir), membuat pasukan tank Jerman di bawah komando Jendral Rommel tidak dapat berbuat apa-apa. Dari sinilah muncul berbagai penelitian dan pengembangan secara komersial yang pada akhirnya berhasil memperkenalkan jenis pelumas sintetik pada dunia luar. Pengalaman di atas memang dramatis, yang mungkin tidak bisa kita mengerti secara sederhana. Namun dari contoh di atas dapat dikatakan : pelumas sintetik diperlukan ketika mengendarai kendaraan bermotor dalam cuaca yang sangat panas dan dalam jarak tempuh yang sangat jauh, khususnya sewaktu menarik beban yang berat. Misalnya di daerah gurun pasir atau negara-negara Arab di mana temperatur sangat tinggi, dapat memaksa mesin untuk bekerja lebih keras. Pelumas sintetik dapat secara efektif menanggulangi kerusakan yang diakibatkan oleh meningginya temperatur mesin pada daerah gurun tersebut.
Pelumas sintetik juga diperlukan di daerah yang beriklim sangat dingin seperti di Amerika Utara. Dalam kondisi cuaca yang sangat dingin, oli mineral umumnya membeku. Pelumas sintetik memiliki kestabilan cair yang alami, yang memberikan aliran pelumas yang lebih baik di dalam mesin meski temperatur sangat rendah. Bicara soal kekentalan, pelumas sintetik memang mempunyai kelebihan dibanding oli mineral. Pelumas sintetik umumnya memiliki rentang kekentalan yang sangat luas / besar sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap berbagai perubahan temperatur. Bahkan ada oli sintetik yang tingkat kekentalannya sangat ekstrim, misalnya SAE 10W-60 atau 5W-50. Pelumas dengan kekentalan seperti ini bisa dibilang “dingin tidak beku, panas tidak encer”.
Di daerah tropis seperti di Indonesia yang tidak mengenal musim panas dan dingin - dalam kondisi mengemudi normal, seluruh kebutuhan pelumas sebenarnya dapat dipenuhi oleh pelumas mineral. Apalagi pelumas mineralpun kini dibuat dalam tingkat kekentalan ganda yang memungkinkannya beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Yang penting Anda memakai pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan oleh pembuat mesin, Anda tidak perlu meragukan kemampuan pelumas mineral. Seluruh fungsi pelumasan seperti untuk mengatasi gesekan, mendinginkan mesin, membersihkan mesin dari segala kotoran dan untuk pembentukan seal untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan, semuanya dapat dipenuhi oleh pelumas mineral. Karena itu pemakaian pelumas sintetik dalam kondisi mengemudi yang normal adalah pemborosan biaya.
Pelumas sintetik bisa Anda gunakan jika kendaraan Anda dioperasikan dalam kondisi kerja yang berat, mobil balap yang terus menerus dipacu pada rpm tinggi, atau pada kondisi “stop and go”, atau kalau memang itu direkomendasikan oleh pembuat mesin. Apabila Anda cenderung kurang merawat mobil atau seringkali melewati batas ganti oli, pelumas sintetik boleh digunakan. Tetapi jangan lupa untuk tetap mengganti oli filter, sebab filter akan selalu menjadi kotor baik Anda menggunakan pelumas sintetik atau mineral.
Dewasa ini ada banyak pelumas sintetik yang beredar di pasar. Jika Anda harus menggunakan pelumas sintetik sebaiknya pilihlah pelumas yang 100% sintetik, bukan semi sintetik atau synthetic base, agar Anda benar-benar mendapatkan tambahan performa bagi uang yang telah Anda keluarkan.

Jangan `Banting Habis` Power Steering

Karena lahan parkir yang sempit, banyak pengendara kesulitan saat memarkir mobil. Bila ingin praktis dan cepat, kemudi diputar sampai mentok. `Banting habis` steer sampai mentok ke kiri maupun ke kanan. Tapi, hati-hati. Khususnya, bagi pengendara yang mengemudikan mobil dengan power steering. Bersabarlah sedikit. Pengguna mobil dengan power steering sebaiknya tidak memutar kemudi sampai mentok ke sudut kiri maupun kanan. Bila terlanjur mentok, segera putar balik. Cukup putar balik sedikit saja. Yang penting, tidak mentok!

Source : http://auto.howstuffworks.com
Sebab, saat power steering mentok, tekanan minyak power steering berada di posisi paling tinggi. Temperatur pun jadi naik. Ruangan yang panas ini kurang baik bagi komponen-komponen power steering yang terbuat dari karet. Seal pompa, rack and pinion, atau selang-selang misalnya.
Bila terkena suhu yang tinggi terus-menerus, bahan-bahan dari karet (seal) tersebut akan cepat aus, keras dan tidak elastis lagi. Yang lebih berbahaya lagi, suhu berlebih itu bisa menyebabkan seal jebol.
Biasanya, keausan seal-seal akan menyebabkan power steering bocor. Karet-karet tidak menutup rapat dan oli power steering merembes keluar sistem. Berikutnya, fungsi dan performa power steering akan menurun. Sangatlah menyebalkan bila sudah mengadopsi power steering, tapi saat memutar kemudi tetap terasa berat.
Jadi, hati-hati memutar kemudi power steering. Selain saat memarkir mobil, kebiasaan membanting habis putaran kemudi ini umumnya terjadi juga di saat melewati tikungan tajam dan U turn.
Sumber : Toyota Indonesia

GEJALA KERUSAKAN PADA SISTEM BAHAN BAKAR (FUEL SYSTEM)



A. Boros Bahan Bakar dan Mengeluarkan Asap Hitam pada Knalpot
Gejala kerusakan mobil berupa borosnya penggunaan bahan bakar dan keluarnya asap hitam dari knalpot dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Putaran idle terlalu tinggi.
Atur putaran mesin pada 600 – 700 rpm, dan 900 – 1000 rpm jika menggunakan AC
2. Filter udara kotor.
Jika filter udara hanya terlihat kotor, cukup bersihkan dengan angin kompresor, atau jika filter udara sudah berwarna hitam pekat, ganti dengan unit yang baru.
3. Kesalahan pada choke.
Perbaiki system choke pada karburator.
4. Setelan idle mixture (setelan angin) tidak tepat.
Setel idle mixture hingga di dapat rpm yang stabil atau getaran mesin cukup halus.
5. Posisi pelampung terlalu tinggi.
Atur kembali ketinggian pelampung karburator. Ketinggian pelampung dapat diatur dengan cara meniup lubang pada karburator melalui selang dan membuat posisi pelampung karburator hingga tidak timbul suara mendesis.
6. Lubang-lubang air bleeder tersumbat.
Bersihkan lubang-lubang air bleeder pada karburator menggunakan angin kompresor.

B. Mesin Sulit Dihidupkan.
Berikut beberapa penyebab mesin mobil sulit dihidupkan:
1. Bahan bakar habis.
2. Jarum pelampung (needle valve) tersumbat.
Cek needle valve, dan segera bersihkan bila terlihat kotor.
3. Filter bahan bakar kotor, sehingga bensin tidak dapat mengalir ke karburator.
Langkah mengatasinya buka dan cek filter bahan bakar, atau ganti filter bahan bakar jika terlihat rusak dan kotor.
4. Saluran bahan bakar tersumbat.
Cek saluran bahan bakar, dan segera bersihkan bila tersumbat.
5. Karburator banjir.
Periksa ketinggian pelampung karburator, dan perbaiki jika terlihat rusak atau pinnya terlepas.

C. Mesin Tidak Dapat Stasioner
Jika mobil tidak dapat stasioner (langsam) atau sering mati, penyebabnya sebagai berikut :
1. Putaran Idle terlalu rendah.
Setel putaran mesin pada 600 – 700 rpm, dan 900 – 1000 rpm jika menggunakan AC.
2. Putaran idle mixture atau setelan angin tidak tepat.
Atur putaran idle mixture dengan cara memutarnya ke kanan atau ke kiri, hingga didapat putaran tertinggi dan getaran mesin yang stabil.
3. Fuel cut solenoid tidak bekerja.
Cek tiap-tiap sambungan kabel, dan pasang kembali bila ada sambungan kabel yang terlepas atau jika fuel cut solenoid masih tidak bias membuka, ganti dengan unit yang baru.
4. Slow jet tersumbat kotoran.
Bersihkan slow jet dengan cara meniup lubangnya hingga kotoran dan debu yang ada di dalamnya keluar.
5. Terdapat air pada ruang pelampung karburator.
Bersihkan karburator dan periksa tangki bahan baker.

D. Mesin Tidak Normal.
Laju mobil yang tersendat-sendat dan akselerasi yang kurang baik terjadi karena karburator kotor, atau spuyer (main jet) tersumbat. Solusinya, bersihkan karburator dan periksa filter bahan bakar. Jika filter bahan bakar terlihat kotor, segera ganti dengan unit yang baru.
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengatasi kerusakan karburator :
1. Saat membongkar, komponen karburator jangan sampai tercecer. Kumpulan bagian-bagian yang telah dibuka pada suatu wadah yang telah disiapkan.
2. Tidak disarankan membersihkan lubang-lubang pada karburator menggunakan kawat atau benda-benda keras, karena akan memperbesar lubang-lubang tersebut. Akibatnya, karburator tidak dapat bekerja dengan baik. Sebaiknya gunakan Carburator Cleaner untuk membersihkan lubang-lubang tersebut.
3. Pada proses pemasangan kembali, usahakan semua komponen dapat terpasang dengan baik.
4. Perbaiki karborator bila menunjukkan gejala-gejala kerusakan seperti yang sudah dijelaskan di atas. Jika karburator sudah menunjukkan gejala kerusakan, tetapi tidak segera diperbaiki, dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Selain tidak nyaman dikendarai, mobil akan boros bensin dan mogok di jalan.